- Senin, 01 Oktober 2018

Cerita Pendakian Semeru - Hari Kedua

Suara kerumunan orang diluar tenda mulai terdengar. Pertanda bahwa matahari terbit mungkin mulai menampakkan sinarnya. Segera saja aku keluar melawan udara dingin Ranu Kumbolo. Langit mulai terang yang terlihat jelas diantara lembah di seberang. Tak lupa juga kami mengabadikan momen tersebut. Sebuah pemandangan yang selama ini aku impikan sekarang ada di depan mata.

Setelah puas foto-foto, kami bersih-bersih secukupnya menggunakan air dari danau. Tapi perlu diingat satu hal bahwa kita dilarang mencuci langsung di air danau, dan juga dilarang membuang air cucian langsung ke danau. Jadi air kotor bekas cucian dibuang ke tanah agar dapat tersaring dahulu. Sempat ada bapak yang dengan enaknya mandi di danau, namun akhirnya dengan gerak cepat petugas memperingatkannya. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kebersihan air danau, karena air tersebut juga sering digunakan untuk upacara adat setempat.

Selesai sarapan pagi, lalu kami berangkat menuju ke Kalimati sekitar pukul 09.00. Sebelum berangkat kami mengisi stok air dari danau. Awal perjalanan kami harus melewati tanjakan cinta. Kalian mungkin tahu mitos yang beredar tentang tanjakan cinta. Jika kalian bisa menaikinya tanpa menoleh ke belakang sambil memikirkan orang yang kalian cintai, maka kalian akan mendapatkannya. Bodo amat sama mitos haha. Karena pemandangan Ranu Kumbolo dari atas Tanjakan Cinta benar-benar indah. Disitu kami beristirahat sebentar sambil membasahi tenggorokan.

Perjalanan selanjutnya yaitu melewati Oro-oro Ombo. Bayanganku saat melewati ini adalah padang yang dipenuhi dengan bunga Verbana Brasiliensis (atau orang2 sering salah kaprah menyebutnya lavender). Namun harapan itu harus pupus karena Oro-oro Ombo baru saja mengalami kebakaran. Seluruh bunga disitu kering. Walaupun begitu, melewati padang tersebut menurutku benar-benar epik. Seperti di film-film haha. 

Setelah melewati Oro-oro Ombo kami sampai di Pos Cemara Sewu. Disitu masih ada yang jual makanan dan minuman. Kami sih masih belum tergoda untuk membelinya. Setelah beristirahat sejenak lalu kami melanjutkan Melewati Cemara Sewu ditenga panas terik benar-benar memeras keringat, walaupun trek tidak terlalu menanjak. Beberapa menit kemudian kami sampai di Pos Blambangan. Dari sini seharusnya tidak jauh lagi menuju ke Kalimati. Di Blambangan juga masih ada yang berjualan. Karena sudah tidak tahan dengan panasnya cuaca, membeli semangka sepertinya bukan pilihan yang buruk hehe.

Kami tiba di Kalimati sekitar pukul 12.00 lalu dilanjutkan dengan mendirikan tenda. Karena stok air minum tinggal sedikit, Irul dan Nurul mengambil air di sumber air terdekat yaitu Air Mani sementara saya dan Esti istirahat. Saya tidur diluar tenda menggunakan matras. Walaupun disana cuaca terik tapi anginnya benar-benar dingin. Lebih dingin dari Ranu Kumbolo kurasa.
Sore harinya karena air sudah habis lagi digunakan untuk makan siang, aku dan Irul mengambil air lagi. Saat itu waktu sekitar jam 17.00 kami berjalan menuju Air Mani. Sekali jalan kesana kira-kira butuh waktu 15 menit. Disana ada beberapa orang yang mengantri, begitupun kami. Air yang mengalir pun tidak terlalu besar. Hanya air yang keluar lewat celah-celah tanah. Saat mengisi air sempat ada orang bertanya padaku, "Udah sering naik gunung, Mas?"
"Ngng..Baru 5 kali, Mas", Jawabku.
"Oh udah berpengalaman berarti ya Mas."
"Enggak juga, soalnya gunungnya itu-itu aja sih."
"Nanti muncak enggak, Mas? Kalau bareng aja gimana? Soalnya saya sendiri juga", Ajaknya.
"Ya nggak papa, Mas."
"Nanti mas naik jam berapa?", Tanyanya.
"Sekitar jam 12."
"Oh yaudah bareng aja mas."
"Okeoke, tendanya sampeyan dimana?", Tanyaku.
"Saya tidur di shelter mas. Nanti samperin aja nggak papa."
"Oke Mas", Jawabku menyetujui.
Setelah air kami penuh lalu kami kembali ke tenda. Saat itu keadaan sudah gelap. Kalau aku tebak mungkin sekitar jam 18.00. Kami menyusuri jalan kembali ke tenda dengan senter HP karena kami tidak membawa senter. Kami tidak mengira akan sampai gelap begini. Agak was-was sebenarnya. Pertama, keadaan gelap di tengah hutan, tentu saja kalian tahu apa yang aku bayangkan wkwk. Kedua, di gunung ini masih ditemukan jejak kaki macan tutul. Kan nggak lucu malem-malem ketemu begituan haha. Lalu yang ketiga, aku sudah menceritakan di awal kalau beberapa hari sebelum kami mendaki ada kejadian yang merenggut nyawa. Kabarnya orang tersebut tersesat saat akan turun dari puncak. Namun saat dilakukan pencarian, tim tidak berhasil menemukannya, hidup-hidup. Dia ditemukan dalam keadaan sudah meninggal di dekat sumber Air Mani.
Saat perjalanan balik ke tenda kami sempat tersesat sekali. Kami berjalan terus, tapi aku merasa kalu jalan yang kami lewati bukan jalan yang tadi dilewati saat berangkat. Kami memutuskan untuk putar balik. Sambil berjalan pelan-pelan kami mencoba mencari jalan yang tadi dilewati. Alhamdulillah ketemu, dan kami bisa sampai di tenda dengan selamat.
Setelah makan malam kami semua tidur untuk menyiapkan tenaga menuju puncak.

Lanjut hari ketiga yaa...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar