Malam ini gelap, seperti yang sudah-sudah. Aku pun terjaga menunggu pagi, seperti biasanya.
Tadi pagi jingga di horison begitu nyata. Namun aku tak memperhatikannya. Sekilas datang tanpa makna, tidak berarti apa-apa. Aku saja yang masih menutup mata.
Siang ini mentari begitu ramah menyinari langkahku. Menyadarkanku akan hangatnya, akan apa yang aku lewatkan tadi pagi. Keindahannya nyata memenuhi pandangku.
Tadi sore, siluet jingga kembali menyelimutiku. Kupejamkan mata dan teriakkan "Ijinkan aku memelukmu!".
Namun ia pergi dijemput malam. Aku hanya berlutut dihadapan kiblat, berdoa semoga ia selalu terbit dengan warna yang sama. Esok dan seterusnya.
Malam ini aku begitu merindukannya. Seperti melekat pada bayangnya dan tak mampu pejamkan mata. Hanya ada bulan yang memancarkan semu cahayamu, semu.
Akan kutunggu esok pagi, saat ia datang kembali. Memberiku cahayanya, menghangatkanku dengan cinta yang ramah. Dan akan kuputari dunia ini supaya aku tidak kehilangan cahayanya satu detik pun. Dan tak ada lagi malam tanpanya.
Untuk cinta pertamaku, kau yang telah membuka pagiku. Temani aku satu hari saja. Semoga kau juga yang akan mengantarku menutup malam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar